Daftar Hitam Capim KPK
Merah - Hitam Calon Komandan Perang untuk KPK
Jakarta,( lipanri online )
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang
mengatakan bahwa medan perang pemberantasan korupsi sangat kompleks. Areanya
meliputi perilaku semua pejabat penyelenggara negara dan penegak hukum.
Sehingga pimpinan KPK yang terpilih untuk periode 2020-2024
hendaklah yang benar-benar bebas dari segala persoalan hukum, terutama soal
integritas. "Sekarang bisa nggak kita cari komandan yang seperti
itu," kata Saut .
Menurut Saut, KPK sudah memberikan masukan kepada Panitia
Seleksi terkait nama-nama Capim yang lolos. KPK diminta masukan saat Pansel
menyeleksi 20 nama menjadi 10 untuk diajukan ke Presiden Jokowi.
KPK kemudian memberikan tanda hitam dan merah terhadap
beberapa nama tersebut. Saut menolak menyebutkan jumlah Capim yang diberi tanda
merah mau pun hitam.
Pria kelahiran, Medan, Sumatera Utara, 20 Maret 1959 itu
juga menolak menyebutkan apakah masukan KPK diterima ata tidak oleh Pansel.
Alasannya, Pansel memiliki independensi yang tak bisa diintervensi.
Namun dia menyebutkan bahwa rekomendasi yang diberikan oleh
KPK mirip dengan masukan masyarakat selama ini. Dan bisa saja masukan oleh
masyarakat tersebut lebih lengkap dibanding dari KPK. "Nggak ada yang
rahasia tentang seseorang di Indonesia sekarang," kata mantan Direktur
Monitoring dan Surveillance, Badan Intelijen Negara itu.
Terkait isu adanya dua faksi di KPK, Saut membantah. Dia
menduga isu tersebut muncul lantaran tingginya harapana masyarakat terhadap
KPK. Sehingga ketika harapan tersebut belum terwujud, masyarakat menyimpulkan
adanya persoalan di dalam tubuh KPK.
Padahal, Saut merasa dalam 4 tahun menjadi pimpinan KPK,
check and balance di lembaga tersebut sangat bagus. Bisa saja publik melihat
adanya dua kelompok pegawai KPK itu dari cara berpakaian. Namun, kalau pun ada
dua kelompok seperti yang diisukan, faknya selama ini mereka bersatu saat
bekerja.
"Saya 4 tahun di sini siapa yang berantem, check and
balance tiap hari mereka bertemu kalau pun ada dua keiompok itu. Cuma yang satu
suka pelihara ini (jenggot) yang satu suka celana pendek, terus kemudian itu
dinilai suatu perilaku yang radikal, nggak seperti itu," kata Saut.
Lalu mengapa Pansel KPK di awal proses seleksi sampai
meminta mendatangi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk
menelusuri kemungkinan Capim terpapar faham radikalisme? Juga alasan Saut tak
lagi maju sebagai Capim KPK?
Komentar
Posting Komentar